April 11, 2014

Ini kapalku, mana kapalmu?

Sekali lagi kita terbangun, seolah bahwa ini adalah hari terakhir untuk dapat mengerjakan amal-amal kebajikan..
"Lalu nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan...",
Indah itu tak perlu dipaksakan,
Dia akan dirasakan bagi setiap insan yang menyemarakkan..
Ya.. Yang menyemarakkan dengan ikhtiar, sabar serta lantunan syukur di setiap langkahnya menebar kebaikan untuk sesama..

Cinta itu tak pernah lekang oleh zaman..
Indahnya cinta dalam setiap cerita..
Cerita tentang rasa asa yang menyatu dalam do'a..



Dalam langkah ini kita berjuang..
Dalam langkah ini kita bersatu padu dalam membangun peradaban..
Kapal ini, ya, kapal peradaban..
Karena kita terlahir untuk menjadi pembesar..
Kita dilahirkan untuk senantiasa berikhitiar dan bersabar..



13 Februari 2013, berselang 2 tahun sudah aku ikut berlayar di dalam kapal ini..
Kapal yang awak-awak krunya senantiasa mengajak dalam kebaikan..
Doa, harapan tak pernah lelah terucap dari lisan mereka..
Ya Rabb sayangilah mereka..
Lindungilah mereka dalam dekapanMu..
Merekalah saudara-saudaraku yang berharga..
Satu, dua,bahkan berulang kali tingkah dan lisan ini menyakiti hatinya..
Bersabarlah saudaraku atas kekuranganku ini..




“Mukmin yang satu”, kata Sang Nabi, “Adalah cermin bagi mukmin yang lain.”
Bercerminlah, tapi bukan untuk takjub pada bayang-bayang seperti Narcissus, atau telaganya. Menjadikan sesama peyakin sebagai cermin berarti melihat dengan seksama. Lalu saat kita menemukan hal-hal yang tak terkenan di hati dalam bayangan itu, kita tahu bahwa yang harus kita benahi bukanlah sang bayang-bayang. Kita tahu, yang harus dibenahi adalah diri kita yang sedang mengaca. Yang harus diperbaiki bukan sesama yang kita temukan celanya, melainkan pribadi kita yang sedang bercermin padanya.
Itu saja.
-Salim A Fillah-

Untuk kalian, saudara-saudara yang an sayang karena Allah..
Ana uhibbukum fillah..
Kita yang telah dipertemukan dalam ikatan cinta
Tanpa izinNya, pun kita tak akan bersua..
Langkah ini tak akan pernah mudah kawan..
Langkah kita untuk membangun peradaban..
Namun yakinlah bahwa..
  Allah tak pernah memberikan ujian dan cobaan melebihi kemampuan setiap hamba-hambaNya..

Jalan ini masih panjang saudaraku..
Tetaplah bertahan dan bersiapsiagalah..

Satu Arah Mengukir Sejarah!
Tetap Semangat Bahagiakan Ummat!
Alahu Akbar..

Terinspirasi by http://salimafillah.com/dua-telaga-prolog-untuk-dalam-dekapan-ukhuwah/





Tidak ada komentar:

Posting Komentar